Dalam peningkatan ketegangan yang signifikan di Laut Merah, pasukan AS menyerang enam kendaraan udara tak berawak (UAV) yang diluncurkan oleh pemberontak Houthi, menyusul serangan terhadap sebuah kapal tanker minyak milik Tiongkok. Komando Pusat AS (CENTCOM) melaporkan insiden tersebut terjadi di Laut Merah bagian selatan, menandai perkembangan yang memprihatinkan dalam dinamika keamanan kawasan. Kelompok Houthi, yang didukung oleh Iran, menargetkan kapal tanker tersebut dengan empat rudal balistik anti-kapal, menyebabkan kerusakan kecil pada kapal tersebut. Tindakan agresif ini tidak hanya mengancam jalur pelayaran internasional tetapi juga menantang protokol keamanan maritim yang ada untuk melindungi jalur-jalur penting tersebut. Insiden ini telah menimbulkan kekhawatiran atas keselamatan operasi maritim sipil di wilayah tersebut, yang merupakan koridor penting bagi pengiriman minyak global. Respons cepat militer AS menggarisbawahi pentingnya strategis Laut Merah dan komitmen komunitas internasional untuk menjaga kebebasan navigasi di perairan tersebut. Keterlibatan UAV Houthi oleh pasukan AS mencegah serangan lebih lanjut, menunjukkan kesiapan dan kemampuan militer AS untuk bertahan melawan ancaman asimetris di wilayah tersebut. Serangan ini terjadi di tengah laporan adanya ’kesepakatan rahasia’ antara Houthi dan negara-negara besar, termasuk Tiongkok dan Rusia, yang berjanji tidak akan menargetkan kapal-kapal mereka. Namun, serangan baru-baru ini terhadap kapal tanker milik Tiongkok menimbulkan keraguan atas keabsahan perjanjian tersebut, dan menyoroti…
Baca lebih lajutJadilah yang pertama membalas diskusi umum ini.